"Tentu pak, segera akan kami perbaiki." Ujarku kepada 10 manusia berbaju loreng, bermata merah, memakai baret. TEGANG. Otakku lemas karena diperas untuk menaklukan hati mereka yang panas.
Mereka Komplain, dan ini bagian dari pekerjaanku.
#Hendak menarik nafas
Angin berhembus.
Melodi Handphone.
"Hallo"
"Bu! Tagihan saya kapan bisa cairnya? Ini kan sudah sebulan dari surat penagihan saya! Ko ga keluar-keluar sih duitnya?! Jangan-jangan pada dimakan ini sama orang-orang kantornya yak?!"
"Astaghfirullahhaladzim ibu, tidak pernah sedikitpun kami berfikir seperti itu. Maaf atas keterlambatannya ibu karena~~~"
"Ya sudah! saya tunggu kabar secepatnya!"
Tut tut tut...
#Hendak menarik nafas
Angin belum berhenti berhembus.
"Bu, ada telepon dari rumah." Rekan memberikan gagang telepon hitam, sedikit minyak ditepi.
"Hallo..."
"Assalamuallaikum Teh, nanti hari sabtu harus~~~" (Waalaikumsallam)
"Oh gitu... Berapa?" Menutup mata dalam, seraya mencubit ujung dahi dipangkal hidung..
"Sekitar~~~"
"Ya udah, secepatnya nanti dikirim. Semoga ada rejekinya. Mohon do'anya ya ma."
"Tentu, Sehat ya nak."
"Iya ma.."
#Hendak menarik nafas
"Bu mau sekalian dibawakan buku ini kerumah?" Menunjuk buku bertulis 'kas'.
"Iya, makasih ya."
Berjalan menuju rumah. Setapak demi setapak yang berat. Seperti ada ribuan ton batu yang menempel di kakiku hingga aku sulit untuk melangkah, bahkan kemanapun aku pergi.
Membuka sepatu, menyimpan tas juga beberapa buku diatas meja kaca lalu duduk diatas kursi sofa hijau. Bersandar. Membuka file handphone. Mengecek panggilan masuk, berharap nama itu terpajang namun tiada. Membuka pesan masuk, nama yang sangat dinanti tak muncul di list atas inboxku. Aku scroll ke bawah. dan aku mendapatkan namanya, aku buka. Tanggal 31 dan sekarang tanggal 7. Seminggu yang lalu ia terakhir mengirim pesan kepadaku. Aku tutup. Aku masuk membuka list Panggilan Keluar. Namanya hadir dilist teratas dengan tanda kurung berisi angka sepuluh (10), pada hari ini namun failled. Tidak diangkat.
#Akhirnya Aku Menarik Nafas Panjang dan Dalam.
"HHHHHMMMM!"
Menutup mata, hanphone pun tergeletak.
"Apa? Kenapa? Dimana?" Ribuan kata hinggap dikepala.
"Kuat! Aku kuat!"
Aku terpejam sejenak. Terjaga. Lalu kembali kepada alur kegiatanku, mandi, makan hingga tubuh ini berakhir diatas tempat tidur dengan seragam tidur, piama.
Hari gelap dan semakin menggelap.
Pekat...
Aku menarik handphone. Mencari namanya. Hendak menekan tombol hijau namun aku urungkan.
Aku tebas pikiranku dan aku ter..........
le
e
.
.
la
.
.
.
p
.
.
.